Senin, 28 Februari 2011

Mie Instan VS Silat


Siapa sih yang gak tau mie instan, rasanya semua orang indonesia makanan favoritnya mie instan deh, apalagi kalo pas lagi hujan-hujan, pas lagi kumpul2, pas lagi kemping dan pas lagi gak PUNYA DUIT (pengalaman pastinya).
Entah kenapa mie instan itu terasa nikmat padahal nilai gizinya belum tentu memenuhi kebutuhan gizi kita sehari-hari, apa karena MURAHnya? mudah dimasaknya/ INSTAN? atau memang karena RASAya?
Saya rasa semuanya masuk dalam hitungan. Mie instan jelas lebih murah daripada makan nasi dan lauk pauk, kenyangnya juga sama. Mie instan karena mudahnya dimasak tinggal direbus doang bahkan ada yang bisa langsung disiram air panas, rasanya juga udah ada berbagai rasa yang pastinya mirip dengan makanannya yang asli.
Lantas apa hubungannya Mie instan dengan Silat? Sebenernya gak ada hubungannya selain, kalau habis latihan enaknya makan mie instan,hehehe…
Mari kita umpamakan silat seperti mie instan. Silat bukan hal baru di Indonesia, siapa yang tidak mengenal silat.  Anak kecil sampai aki-aki dan ninik-ninik aja tahu silat (sekedar tahu doang juga gak papa bagusnya ya mesti bisa). Silat, katanya berasal dari Indonesia, Indonesia di teriak-teriakkan sebagai tuan rumahnya silat.  Ikut latihan silat tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam karena termasuk kategori olahraga MURAH setelah joging (mahalan juga joging, liat aja tuh sepatu lari di mall, harganya bisa ngabisin gaji pegawai pabrik sebulan, kalau silat cukup modal celana silat/celana pangsi yang harganya gak seberapa, kecuali jadi atlit, apalagi atlit yang sudah diatas tingkat nasional, bisa berjuta2 harga seragamnya). Silat juga sebenarnya tergolong MUDAH alias INSTAN, terbukti dari anak-anak, orang dewasa sampe orang tua masih bisa belajar silat, tergantung niat dan kemauan mereka sajalah. Silat kalo dibandingin dengan yang lain RASAnya pasti lebih nikmat dari olahraga yang lain, ada rasa sabandar, cikalong, cimande, sera,  harimau, kumango, tuo, dan yang lainnya, itu baru dari rasa kalo dari bumbunya ada jurusnya yang beraneka ragam yang kalau dikumpulkan bisa jadi perpustakaan, ada ibingannya yang tiap daerah beda-beda, ada tenaga dalamnya, ada ilmu pengobatannya, wah pokoknya silat itu RASAnya komplit dah.
Lantas kalau Mie instan saja bisa digemari oleh masyarakat kenapa silat tidak bisa? Apa masalahnya?
Lihatlah mie instan, diwarung besar sampai supermarket menjualnya, maka silat juga harus seperti itu, dari kampung kecil sampai kota besar, dari halaman rumah sampai gedung olahraga harusnya ada tempat latihan silat. Lihatlah Mie instan yang kemasannya biar dari pelastik tapi beraneka ragam, harusnya silat juga seperti itu. Lihatlah mie instan yang menjadi makanan pertama yang disalurkan untuk para korban bencana, silat haruslah menjadi kemampuan yang pertama digunakan untuk menangani kesulitan hidup.
MIE INSTAN memang MURAH tapi gak MURAHAN. SILAT memang dari KAMPUNG tapi gak KAMPUNGAN.
Sekian terima kasih…salam panjang umur dah buat silat….

mie vs silat

Senin, 14 Februari 2011

Hasil Kenaikan Sabuk 1

Setelah  diadakan kenaikan sabuk 1 tentu segera diumumkan hasilnya, pada tanggal 30 januari 2011 telah dibacakan hasilnya. Selain kenaikan sabuk 1 tingkat SMA yang diumumkan juga dibacakan hasil ujian kenaiakn sabuk 1 tingkat smp yaitu SMP Garuda.
Dari 25 orang hanya ada 8 orang yang dinyatakan Lulus yaitu Ibrohim, Ilham, Nison, Nanda dan Rafi dari coklat polos, kemudian ada Bayu (Coklat-2), Lits (Coklat-3) dan Resdiono (Hijau-3) dengan nilai cukup. Sedangkan yang lainnya masih dapat naik dengan syarat harus melakukan ujian ulang pada akhir febuari ini.
Dari anggota SB di SMP garuda yang mengikuti kenaikan sabuk hanya satu yang dinyatakan harus mengikuti ujian ulang.
Mengapa demikian?
Dalam Rapat 2 minggu setelah kenaikan sabuk 1 ada beberapa pertimbangan yaitu
- jika semua anak dinaikan maka dikhawatirkan dimasa yang akan datang pelatihan teknik akan menurun dan secara langsung menurunkan kualitas dari anggota
- jika tidak ada yang diluluskan maka dikhawatirkan akan adanya keengganan anggota untuk mengikuti kenaikan tingkat selanjutnya dan enggan mengikuti pelatihan
maka diambil keputusan yang hasil penilaiannya diatas 70 maka dikategorikan lulus dengan nilai cukup dan baik sedangkan yang kurang akan mengikuti ujian ulang dengan materi yang sama, kemudian diadakan kenaikan sabuk susulan bagi anggota yang belum sempat mengikuti kenaikan sabuk 1 dengan materi ujian yang sama





Pada pengumuman hasil kenaikan sabuk 1 ini juga dibarengi dengan latihan gabungan dengan anggota dari SDN Darussalam