Pada kesempatan kali ini, izinkanlah saya untuk mengangkat sebuah tulisan, karya H.Moch Syarif ( dibantu oleh anak beliau yang bernama H.Asep ), tentang Riwayat dan Kisah Para Pendekar Sabandar , serta Biografi Beliau sendiri.sekedar untuk menambah wawasan, dan mohon maaf jika ada kekurangannya.(maklumlah buku itu dibuat berdasarkan ingatan beliau ketika mendengarkan dan mengalami langsung beberapa peristiwa, juga berdasarkan penuturan secara lisan dari para Guru-Gurunya).
Tulisan ini saya angkat, ialah dengan niat "mengenang jasa dan karyanya serta semoga bisa menambah wawasan pengetahuan kita sekalian dalam rangka misi pelestarian Silat "Kata PengantarAlhamdulillah segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT, serta sholawat dan salam kami sampaikan kepada junjungan kita Muhammad SAW. atas berkat nikmat dan karuniaNya kami bisa menuliskan riwayat Pencak Silat aliran Sabandar Kari Madi, walaupun masih banyak kekurangan, namun kami mencoba untuk mrnggali kembali ingatan kami yang telah disampaikan oleh guru kami yaitu Rd.Kartadimadja dan Rd.Husen dimana beliaupun mendengar cerita riwayat Ama Sabandar dari Guru Beliau yaitu Rd.H Abdullah kemudian dari Rd.H.Emod dan Rd.H.Enoh yaitu murid pertama Ama Sabandar.
Keinginan kami menuliskan riwayat Pencak Silat Sabandar ini untuk melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia yang merupakan warisan leluhur para sesepuh bangsa Indonesia yang telah berjuang demi kemerdekaan dan kejayaan bangsa.Untuk itu agar murid-murid kami bisa melanjutkan dan mengamalkan ilmu bela diri Pencak Silat Sabandar.
Kami mengakui bahwa dalam penyusunan buku ini masih jauh dari sempurna namun kami berharap dengan adanya buku ini dapat membantu untuk memberikan penjelasan tentang Pencak Silat Sabandar , juga sebagai motivasi buat generasi muda yang ingin memperdalam Pencak Silat Sabandar .Akhirnya dengan senang hati kami menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan buku ini.Bogor, Januari 1998H.Moch.Syarif.
Rd. H. Abdullah
Riwayat ketika melatih murid-muridnyaRd.H.Abdullah ialah murid ama Sabandar yang bertempat tinggal di Bojong Herang, Cianjur. Pada setiap hari Minggu murid-muridnya datang untuk berlatih Pencak Silat, dimana tempat latihannya di dapur rumah Beliau.
Suatu hari Beliau berkata kepada murid-muridnya yang akan latihan. "Saudara-saudara semuanya,Mama punya uang lima rupiah dan akan menjadi milik siapa saja asalkan dapat mengambilnya dari kantong Mama". demikianlah uang Rp 5 tersebut diselipkan kekantong baju atasnya kemudian semua murid-muridnya disuruh menyerang. Namun tiada seorangpun yang dapat mendekati Beliau.Murid-muridnya berkata: "Bagaimana kalau Mama ditutup matanya pakai saputangan dan kakinya diangkat sebelah sampai lutut. Jadi hanya sebelah kaki saja yang berdiri". Rd.H.Abdullah berkata: " Boleh saja akan mama laksanakan, dan jika kaki mama sebelah ini jatuh menginjak bumi, maka uang itu akan menjadi milik yang bisa menjatuhkan kaki Mama".
Murid-murid Beliau merasa gembira dan dipersilahkan menyerang satu persatu. Tetapi ternyata tiada seorangpun jua yang dapat menjatuhkan Beliau. Walaupun sudah berusaha didorong dengan sekuat tenaga, namun tidak juga jatuh. Kemudian Mama berkata: "siapa lagi yang belum menyerang ?". Muridnya yang bernama Wada`i menjawab: "Tinggal Enceng (Rd.Husen) yang belum Mama Haji".
Selanjutnya Mama menyuruh Enceng untuk mencoba karena Mama ingin mengetahui kekuatan Rd.Husen. Lalu Rd.Husen pasang kuda-kuda sambil maju mendekati mama Haji, langsung oleh raden Husen dijeblagkan (jurus dua jeblag Sabandar) dengan sekuat tenaga. pada akhirnya malahan Rd. Husen yang terpental ke belakang ada beberapa meter sehingga kepalanya menghantam ujung tembok sumur, sampai temboknya pecah dan kepala Rd.Husen benjol besar sekali.
Selanjutnya kaki mama diturunkan dan berkata: " Enceng yang menang, sambil diberikan uang yang lima rupiah tersebut kepada Rd.Husen".Sewaktu kemudian hari, Rd. Husen menceritakan kejadian tersebut kepada muridnya yakni Rd. Kartadimadja, bahkan didepan saya ( H.Syarif ) , beliau berkata : " Saya tidak tahu, kakinya Mama Haji terjatuh apakah karena kena dorong saya, atau karena kasihan kepada saya sebab kepala saya benjol sebesar kepalan tangan".
Riwayat peristiwa sore hari saat RamadhanPada waktu bulan puasa di Cianjur, kalau sore hari bila tidak turun hujan, ramai sekali orang berjalan-jalan. pada suatu hari Rd. H. Abdullah setelah ashar jalan-jalan menggunakan bendi (delman) , rupanya pada waktu itu kuda beliau ialah yang paling bagus rupanya di Cianjur. Tidak jauh jalan-jalannya dari Bojong Herang ke Selakopi sampai perempatan jalan ada anak-anak membakar petasan dan bunyi ledakannya keras sekali terdengar.
Rupanya kuda beliau tersebut jadi kaget lalu kabur dengan berlari sangat cepat sekali di jalan raya menuju pasar. dan ketika akan sampai di perempatan Warujajar, maka orang-orang yang berada di pinggir jalan pada berteriak : "Awas...., ada kuda lagi mabur..".Di jalan raya yang begitu ramai ditambah ada mobil yang lewat, rupanya pikiran mama Abdullah jadi panik dan takut. kuatir kudanya itu akan menabrak mobil atau menabrak orang-orang. maka dengan gerak cepat segera tali kuda itu oleh mama Abdullah ditarik dengan kuatnya sehingga menyebabkan kuda tersebut jatuh dan lehernya patah sehingga mati seketika.Rd. H. Abdullah selamat pada peristiwa itu, namun delmannya hancur, untung tidak sampai mencelakakan orang kata Mama haji.
Kejadian di rumah sakit.Pada suatu hari Rd.H.Abdullah pergi ke dapur melihat orang yang sedang membuat gula di dalam ketel besar yang sedang dipanaskan. kemudian beliau melihat ke atas ternyata ada genteng yang bocor berlobang. Walaupun disitu ada banyak orang, namun Mama haji tidak menyuruh mereka untuk membetulkannya, melainkan bahkan beliau segera mengambil tangga kemudian disandarkan pada tembok lalu naik dan membetulkan genteng itu sendiri. baru akan sampai pada ujung tangga lalu beliau jatuh, sebab tangganya terlalu tegak berdiri. dan begitu beliau jatuh mau menimpa gula yang lagi dimasak, dengan reflek beliau menggerakkan badannya ke samping dan jatuh kena benturan tembok sehingga tangannya menjadi patah , dan dibawa ke rumah sakit.
Kira-kira ada seminggu beliau dirawat di rumah sakit, ketika perbannya mau diganti, sambil dipegangi tangannya oleh dua orang juru rawat, rupanya terasa sakit. dan tiba-tiba tangannya itu reflek bergerak sehingga menyebabkan dua orang juru rawat itu menjadi terpental jatuh. kemudian mama Haji berkata: " Maaf ya..., mama lupa".
Riwayat Rd. Husen ( Gan Enceng )
ketika di Pasar Gambir JakartaRd. Husen sebagaimana telah diceritakan di atas, ialah salah seorang murid dari Rd.H. Abdullah. Rd.husen ialah bangsawan Cianjur , murid yang paling hebat diantara murid Mama H.Abdullah, sebab beliau yang paling rajin dalam berlatih Sabandaran.
Pada suatu hari, pertama kali ada pasar Gambir di Jakarta, dalam pembukaan pasar tersebut direncanakan mau diadakan suatu pertunjukan pertandingan antara Silat melawan Boxen ( tinju ). dimana panitia pasar Gambir tersebut datang ke Cianjur ke rumah Rd. H. Abdullah untuk mengundang ikut serta dalam pertandingan tersebut.
Kemudian para murid Rd.h.Abdullah bermusyawarah, dan saran Wada`i kepada mama Haji sebaiknya yang mewakili Mama Haji dari Cianjur ialah Rd.Husen saja. Kemudian disetujui dengan suatu pertimbangan, jika yang diutus itu ialah Wada`i, maka dikuatirkan lawan-lawannya akan rusak binasa, sebab Wada`i sangat hobby menggunakan pukulan Kari Madi. Berhubung pesan dari panitia juga demikian, ialah jangan sampai terjadi saling membinasakan.
Demikianlah, saat perayaan pembukaan Pasar Gambir dimulai, para penonton sudah penuh hadir untuk menyaksikan pertandingan Boxen melawan Silat.Kemudian Rd.Husen diikat kedua tangannya ke belakang, tetapi petinjunya dibiarkan tidak diikat kedua tangannya. namun tetap dengan memakai sarung tinju. kemudian oleh wasit, pertandingan dinyatakan dimulai.Lalu Rd.Husen pasang kuda-kuda begitu melihat lawannya sudah siap. dan langsung lawannya itu dengan cepat memukul perut Rd.Husen. tetapi anehnya tidak ada satu pukulan petinju itu yang bisa mengenai badan Rd.Husen, sebab dipermainkan oleh jurus Sabandar. walau sudah ada empat kali memukul tetapi hanya lewat saja.
Akhirnya petinju itu menjadi marah dan dengan sekuat tenaganya lalu memukul lagi ke arah perut Rd.Husen. Rd.Husen kali ini membiarkan perutnya di pukul, malahan perutnya digerakkan dan diadu dengan pukulan petinju tersebut.begitu terjadi pukulan itu diadu dengan perut, dan kena, seketika petinju itu menjerit keras dan lalu terjatuh. akibatnya para penonton menjadi riuh dan kuatir akan apa yang sedang terjadi dan langsung bergerak menyerbu panggung pertandingan.Alangkah kagetnya para penonton, yang seharusnya menurut mereka itu Rd Husen lah yang akan jatuh, akan tetapi justeru petinjunya yang jatuh dan tangannya tidak bisa digerakkan lagi karena "patah" pergelangan tangannya. sementara Rd.Husen tidak goyah walau sedikitpun malahan jadi tersenyum.
Akhirnya panitia memberikan hadiah berupa uang sebesar Rp 25,- serta juga baju jas petinju yang terbuat dari wol kepada Rd. Husen.Ketika keesokan harinya Rd husen pulang ke Cianjur, petinju tersebut menyatakan ikut bersama rombongan Rd.Husen.
Peristiwa di perkebunan Ciseureuh. Pada suatu hari, ada seorang tuan tanah yang berasal dari belanda jago bermain tinju. Dia berkata kepada mandor Tatang, siapa di Cianjur ini yang terkenal hebat main silatnya, nanti sekali saja saya pukul pasti dia pingsan. Mandor Tatang berkata : “Tuan, tidak ada yang mau diajak tanding jika tidak ada syaratnya”. Demikianlah karena itu maka Tuan Tanah menjanjikan akan memberikan uang 30 ringgit kalau dia bisa dijatuhkan.
Maka kemudian Mandor Tatang dating menemui Rd.Husen dan menceritakan kesombongan tuan tanah itu.Mandor Tatang itu ialah muridnya Bapak Oha di Cikaret, sedangkan Bpk Oha itu ialah muridnya Rd.Husen.Setelah itu kemudian Rd.Husen menyetujui untuk menerima tantangan tersebut, dan datang menemui tuan tanah itu di perkebunan Ciseureuh bersama Mandor Tatang dan Bapak Oha.Singkat cerita, di rumah tuan tanah itu kursi-kursi sudah disingkirkan serta lampu-lampu sudah dinyalakan.
Kemudian Rd.Husen masuk ke tempat pertandingan, namun baru saja beliau berdiri dan dalam keadaan belum siap, tiba-tiba sudah dipukul dan kena ke kepala Rd. Husen. Namun begitu tuan tanah itu mau memukul lagi, Rd.Husen segera bergerak kesamping menghindar, dan kali ini pukulan tuan tanah tidak kena sasaran. Akibatnya tuan tanah menjadi marah dan mengerahkan segala kekuatan pukulannya dengan tujuan memukul kepalanya Rd.Husen lagi, tetapi dengan cepat ditangkis oleh tangan Rd Husen menggunakan jurus lima sebelah, dan segera dilanjut dengan memukul paha si tuan tanah.
Maka jatuhlah si tuan tanah itu sambil mengerang kesakitan karena tulang pahanya telah patah. Begitu tuan tanah itu mau dipukul lagi oleh Rd.Husen, segera tuan tanah itu merangkul kaki Rd Husen sambil berteriak minta ampun dan mengaku kalah.Akhirnya tuan tanah itu digotong oleh Mandor Tantang didudukkan di kursi, dan selanjutnya tuan tanah itu segera memanggil isterinya dan menyuruh untuk memberikan uang 30 ringgit kepada Rd.Husen. setelah pulang, bpk Oha kebagian uang 5 ringgit dari Rd.Husen.
Seminggu kemudian, tuan tanah itu datang ke rumah Rd.Husen dan menyatakan niatnya untuk belajar, namun tidak diterima, karena Rd Husen takut, tuan tanah itu nantinya akan menjadi sombong dan jahat kalau sudah bisa Pencak Silat.Tidak lama setelah itu, tuan tanah itu dipanggil kembali ke negeri Belanda, dan mandor Tatang dioper ke perkebunan Sukamaju di Cibadak, dan sering berlatih silat bersama-sama saya ( H.Syarif ) di rumah guru saya yaitu Rd.Kartadimadja.
Peristiwa ketika acara khitanan.Pada waktu itu di Cianjur, bila ada khitanan sering dihibur dengan dengan gendang Pentjak. Saat malam minggu di Cipeuyeum, kawannya Rd.Husen yakni H.Ahmad mengadakan khitanan cucunya dan ingin dihibur oleh Rd.Husen dkk.Saat acara itu tiba, maklum yang mengadakan hajatan itu orangnya kaya raya, sangat begitu meriah sekali orang yang datang dari Cianjur,Sukabumi,Bandung, Garut.
Hiburan dimulai dengan acara gendang pencak dan terompet berbunyi keras, dimulailah acara Ibingan Pencak Silat. Setelah selesai kemudian bpk H.Ahmad mempersilahkan Rd Husen dan murid-muridnya untuk ikut menghibur para tamu. Terutama sekali tuan rumah menginginkan agar supaya Rd Husen mengadakan demonstrasi kekuatan silatnya.
Saat Rd.Husen tengah memperagakan Sabandaran, tiba-tiba ada seorang tamu yg tadinya menonton kemudian nekad loncat, sambil membawa golok ke atas panggung dan langsung segera menyabetkan goloknya kea rah Rd.Husen. kemudian secepat itu pula Rd.Husen menghindar dan segera berteriak memerintahkan murid-muridnya untuk menyingkir dari atas panggung.Kini tinggallah Rd.Husen sendiri menghadapi tamu yang membawa golok itu. Dan langsung saja, si tamu itu segera menyambung dengan sabetan goloknya berulang-ulang kea rah perut Rd. Husen.
Sampai-sampai para hadirin/penonton berteriak saking kagetnya takut akan terjadi apa-apa menimpa Rd.Husen.Namun. Tatkala itu segera saja Rd,Husen melawan si tamu itu, dan begitu golok akan mengenai perutnya, lalu ditangkap dan dan di jeblag kan dengan jurus dua Sabandar, dengan akibat orang itu terpental jatuh jungkir balik dan goloknya jadi terlepas.
Oleh Rd.Mansur, segera orang itu dibawa ke rumah dan diberikan air minum. Dan ketika ia sadar, segera dibawa lagi kepada Rd,Husen, dan orang tersebut meminta maaf, sambil memperkenalkan namanya ialah dia itu Rd.Hamim dari Cicendo Bandung. Kemudian Rd.Husen memaafkannya.Akhirnya, Rd.Hamim menyatakan menjadi murid untuk berguru kepada Rd.Husen, sampai terkenal namanya Rd Hamim itu ialah orang yang terkaya di Cicendo, namun akhirnya menjadi murid yang paling setia kepada gurunya yakni Rd Husen. Dan saya ( H.Syarif ) pernah silaturrahmi ke rumah Rd.Hamim di Cicendo Bandung.
Riwayat Abah Haji Moch. Syarif.
Kira-kira umur 15 tahun, Beliau mulai belajar pencak silat Cimande, karena di Cibadak saat itu yang masyhur ialah Cimande. Tempat belajarnya di Kebon Pala Cibadak, yang mengajarnya ialag Guru Iyong. Belajar kurang lebih lima tahun, beliau sudah dapat bermain pepedangan. Dilanjutkan pelajaran Cimande tersebut kepada Abah Kowi dari Tarikolot.Selain itu beliau juga belajar Cimande pada kakek beliau yang bernama Agus dan Haji Malik dari Gadog Sada Mukti Cicurug.Kakek Beliau pernah berkata : " Mencari ilmu itu jangan satu macam, sekarang carilah permainan pencak silat Opat Kalima Pancer ".
Suatu hari, ada kawan beliau bernama Kalsum (acun) yg bekerja sebagai buruh pegadaian, menginformasikan tentang adanya Ibingan Cianjuran yang diajarkan oleh Rd Kartadimadja (wakil kepala pegadaian), sehingga beliau H. Syarif kemudian diterima untuk belajar Ibingan sebagai murid.dan setelah lima bulan dibawah bimbingan para senior, yakni Iwik, Mamat, Sulaeman, dan Mad Nawi, maka beliau H.Syarif menjadi sangat mahir dan paling bagus ibingannya.Sehingga kemudian ada diantara murid Rd.Kartadimadja yg bernama Mamad, bercerita bahwa akan datang dari Cianjur ialah Gan Enceng (Rd Husen).
Nanti kalau sudah latihan gendang pencak janganlah buru-buru pulang, biarkan saja yang lain pulang duluan, karena jam 12 malam akan ada latihan khusus, yakni antara Rd Kartadimadja dan Rd Husen.Pada malamnya setelah setelah latihan gendang pencak selesai, bpk Tatang dari Sukamadju Cibadak datang, dan diperkenalkan. Rd Kartadimadja bertanya, kenapa Syarif belom pulang, kalau mau silahkan menginap di rumah saja.
Betul saja, setelah jam 12 malam, Gan Enceng turun, dan semua menjadi heran, karena mau latihan, mengapa kepalanya dibungkus handuk seperti mau mandi.Sarungnya dikeataskan sampai lutut, kemudian berdiri dan kedua tangannya dikedepankan. Selanjutnya Mama Karta turun dan ini betul-betul seperti mau latihan karena memakai pangsi dan kaos putih.
Setelah keduanya siap, tiba-tiba mama Karta terpental jatuh begitu kerasnya dan bangun lagi akan menyerang Gan Enceng akan tetapi tidak sampai-sampai..padahal waktu itu, mama Karta sering olah raga angkat besi, sehingga badannya berotot dan tinggi besar. Kira-kira setengah jam latihannya bersama Gan Enceng, kemudian murid-murid lainnya ada empat orang disuruh menyerang Gan Enceng, akan tetapi tidak ada satu orangpun yang pukulannya sampai ke badan Gan Enceng, bahkan mereka jatoh semuanya.
beliau Syarif menjadi heran karena baru melihat permainan pencak silat seperti itu, dalam pikirannya menyangka, jangan-jangan hal itu ialah ilmu sihir. Demikianlah pada keesokan harinya, Mamad ditanya, apakah latihan itu betulan atau bukan, dan Mamad malah menyatakan mengapa tidak dicoba saja langsung.Syarif menyatakan tidak berani jika mencoba Mama Karta, tapi berani jika mencobanya kepada Mamad.
Setelah kejadian itu saya ( H.Syarif ) belajar jurus Sabandar kepada Rd.Kartadimadja , dan saya berlatih tiga kali sehari, yaitu jam empat pagi setelah pulang kerja di pasar selepas waktu subuh, jam sembilan siang, dan jam delapan malam. dengan lamanya latihan itu ialah selama kurang lebih dua tahun.Pada waktu latihan di rumah Mama Karta, Mama berkata: " Mad, kamu latihan bersama Syarif". Kemudian kami latihan bersama Mamad, selanjutnya Mamad disered (didorong) oleh saya, tetapi tidak dapat dia menjatuhkan saya lagi. selanjutnya saya berkata : " Mamad, coba sekarang kamu yang menyerang saya"lalu Mamad menyerang saya, dan segera saja saya jatuhkan beberapa kali, dan kurang lebih seperempat jam sampai akhirnya Mamad tidak bisa menyerang lagi dan mengaku kalah kepada saya
di edit sesuai kebutuhan
hasil copy paste dari http://www.kisawung.multiply.com/
Tulisan ini saya angkat, ialah dengan niat "mengenang jasa dan karyanya serta semoga bisa menambah wawasan pengetahuan kita sekalian dalam rangka misi pelestarian Silat "Kata PengantarAlhamdulillah segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT, serta sholawat dan salam kami sampaikan kepada junjungan kita Muhammad SAW. atas berkat nikmat dan karuniaNya kami bisa menuliskan riwayat Pencak Silat aliran Sabandar Kari Madi, walaupun masih banyak kekurangan, namun kami mencoba untuk mrnggali kembali ingatan kami yang telah disampaikan oleh guru kami yaitu Rd.Kartadimadja dan Rd.Husen dimana beliaupun mendengar cerita riwayat Ama Sabandar dari Guru Beliau yaitu Rd.H Abdullah kemudian dari Rd.H.Emod dan Rd.H.Enoh yaitu murid pertama Ama Sabandar.
Keinginan kami menuliskan riwayat Pencak Silat Sabandar ini untuk melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia yang merupakan warisan leluhur para sesepuh bangsa Indonesia yang telah berjuang demi kemerdekaan dan kejayaan bangsa.Untuk itu agar murid-murid kami bisa melanjutkan dan mengamalkan ilmu bela diri Pencak Silat Sabandar.
Kami mengakui bahwa dalam penyusunan buku ini masih jauh dari sempurna namun kami berharap dengan adanya buku ini dapat membantu untuk memberikan penjelasan tentang Pencak Silat Sabandar , juga sebagai motivasi buat generasi muda yang ingin memperdalam Pencak Silat Sabandar .Akhirnya dengan senang hati kami menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan buku ini.Bogor, Januari 1998H.Moch.Syarif.
Rd. H. Abdullah
Riwayat ketika melatih murid-muridnyaRd.H.Abdullah ialah murid ama Sabandar yang bertempat tinggal di Bojong Herang, Cianjur. Pada setiap hari Minggu murid-muridnya datang untuk berlatih Pencak Silat, dimana tempat latihannya di dapur rumah Beliau.
Suatu hari Beliau berkata kepada murid-muridnya yang akan latihan. "Saudara-saudara semuanya,Mama punya uang lima rupiah dan akan menjadi milik siapa saja asalkan dapat mengambilnya dari kantong Mama". demikianlah uang Rp 5 tersebut diselipkan kekantong baju atasnya kemudian semua murid-muridnya disuruh menyerang. Namun tiada seorangpun yang dapat mendekati Beliau.Murid-muridnya berkata: "Bagaimana kalau Mama ditutup matanya pakai saputangan dan kakinya diangkat sebelah sampai lutut. Jadi hanya sebelah kaki saja yang berdiri". Rd.H.Abdullah berkata: " Boleh saja akan mama laksanakan, dan jika kaki mama sebelah ini jatuh menginjak bumi, maka uang itu akan menjadi milik yang bisa menjatuhkan kaki Mama".
Murid-murid Beliau merasa gembira dan dipersilahkan menyerang satu persatu. Tetapi ternyata tiada seorangpun jua yang dapat menjatuhkan Beliau. Walaupun sudah berusaha didorong dengan sekuat tenaga, namun tidak juga jatuh. Kemudian Mama berkata: "siapa lagi yang belum menyerang ?". Muridnya yang bernama Wada`i menjawab: "Tinggal Enceng (Rd.Husen) yang belum Mama Haji".
Selanjutnya Mama menyuruh Enceng untuk mencoba karena Mama ingin mengetahui kekuatan Rd.Husen. Lalu Rd.Husen pasang kuda-kuda sambil maju mendekati mama Haji, langsung oleh raden Husen dijeblagkan (jurus dua jeblag Sabandar) dengan sekuat tenaga. pada akhirnya malahan Rd. Husen yang terpental ke belakang ada beberapa meter sehingga kepalanya menghantam ujung tembok sumur, sampai temboknya pecah dan kepala Rd.Husen benjol besar sekali.
Selanjutnya kaki mama diturunkan dan berkata: " Enceng yang menang, sambil diberikan uang yang lima rupiah tersebut kepada Rd.Husen".Sewaktu kemudian hari, Rd. Husen menceritakan kejadian tersebut kepada muridnya yakni Rd. Kartadimadja, bahkan didepan saya ( H.Syarif ) , beliau berkata : " Saya tidak tahu, kakinya Mama Haji terjatuh apakah karena kena dorong saya, atau karena kasihan kepada saya sebab kepala saya benjol sebesar kepalan tangan".
Riwayat peristiwa sore hari saat RamadhanPada waktu bulan puasa di Cianjur, kalau sore hari bila tidak turun hujan, ramai sekali orang berjalan-jalan. pada suatu hari Rd. H. Abdullah setelah ashar jalan-jalan menggunakan bendi (delman) , rupanya pada waktu itu kuda beliau ialah yang paling bagus rupanya di Cianjur. Tidak jauh jalan-jalannya dari Bojong Herang ke Selakopi sampai perempatan jalan ada anak-anak membakar petasan dan bunyi ledakannya keras sekali terdengar.
Rupanya kuda beliau tersebut jadi kaget lalu kabur dengan berlari sangat cepat sekali di jalan raya menuju pasar. dan ketika akan sampai di perempatan Warujajar, maka orang-orang yang berada di pinggir jalan pada berteriak : "Awas...., ada kuda lagi mabur..".Di jalan raya yang begitu ramai ditambah ada mobil yang lewat, rupanya pikiran mama Abdullah jadi panik dan takut. kuatir kudanya itu akan menabrak mobil atau menabrak orang-orang. maka dengan gerak cepat segera tali kuda itu oleh mama Abdullah ditarik dengan kuatnya sehingga menyebabkan kuda tersebut jatuh dan lehernya patah sehingga mati seketika.Rd. H. Abdullah selamat pada peristiwa itu, namun delmannya hancur, untung tidak sampai mencelakakan orang kata Mama haji.
Kejadian di rumah sakit.Pada suatu hari Rd.H.Abdullah pergi ke dapur melihat orang yang sedang membuat gula di dalam ketel besar yang sedang dipanaskan. kemudian beliau melihat ke atas ternyata ada genteng yang bocor berlobang. Walaupun disitu ada banyak orang, namun Mama haji tidak menyuruh mereka untuk membetulkannya, melainkan bahkan beliau segera mengambil tangga kemudian disandarkan pada tembok lalu naik dan membetulkan genteng itu sendiri. baru akan sampai pada ujung tangga lalu beliau jatuh, sebab tangganya terlalu tegak berdiri. dan begitu beliau jatuh mau menimpa gula yang lagi dimasak, dengan reflek beliau menggerakkan badannya ke samping dan jatuh kena benturan tembok sehingga tangannya menjadi patah , dan dibawa ke rumah sakit.
Kira-kira ada seminggu beliau dirawat di rumah sakit, ketika perbannya mau diganti, sambil dipegangi tangannya oleh dua orang juru rawat, rupanya terasa sakit. dan tiba-tiba tangannya itu reflek bergerak sehingga menyebabkan dua orang juru rawat itu menjadi terpental jatuh. kemudian mama Haji berkata: " Maaf ya..., mama lupa".
Riwayat Rd. Husen ( Gan Enceng )
ketika di Pasar Gambir JakartaRd. Husen sebagaimana telah diceritakan di atas, ialah salah seorang murid dari Rd.H. Abdullah. Rd.husen ialah bangsawan Cianjur , murid yang paling hebat diantara murid Mama H.Abdullah, sebab beliau yang paling rajin dalam berlatih Sabandaran.
Pada suatu hari, pertama kali ada pasar Gambir di Jakarta, dalam pembukaan pasar tersebut direncanakan mau diadakan suatu pertunjukan pertandingan antara Silat melawan Boxen ( tinju ). dimana panitia pasar Gambir tersebut datang ke Cianjur ke rumah Rd. H. Abdullah untuk mengundang ikut serta dalam pertandingan tersebut.
Kemudian para murid Rd.h.Abdullah bermusyawarah, dan saran Wada`i kepada mama Haji sebaiknya yang mewakili Mama Haji dari Cianjur ialah Rd.Husen saja. Kemudian disetujui dengan suatu pertimbangan, jika yang diutus itu ialah Wada`i, maka dikuatirkan lawan-lawannya akan rusak binasa, sebab Wada`i sangat hobby menggunakan pukulan Kari Madi. Berhubung pesan dari panitia juga demikian, ialah jangan sampai terjadi saling membinasakan.
Demikianlah, saat perayaan pembukaan Pasar Gambir dimulai, para penonton sudah penuh hadir untuk menyaksikan pertandingan Boxen melawan Silat.Kemudian Rd.Husen diikat kedua tangannya ke belakang, tetapi petinjunya dibiarkan tidak diikat kedua tangannya. namun tetap dengan memakai sarung tinju. kemudian oleh wasit, pertandingan dinyatakan dimulai.Lalu Rd.Husen pasang kuda-kuda begitu melihat lawannya sudah siap. dan langsung lawannya itu dengan cepat memukul perut Rd.Husen. tetapi anehnya tidak ada satu pukulan petinju itu yang bisa mengenai badan Rd.Husen, sebab dipermainkan oleh jurus Sabandar. walau sudah ada empat kali memukul tetapi hanya lewat saja.
Akhirnya petinju itu menjadi marah dan dengan sekuat tenaganya lalu memukul lagi ke arah perut Rd.Husen. Rd.Husen kali ini membiarkan perutnya di pukul, malahan perutnya digerakkan dan diadu dengan pukulan petinju tersebut.begitu terjadi pukulan itu diadu dengan perut, dan kena, seketika petinju itu menjerit keras dan lalu terjatuh. akibatnya para penonton menjadi riuh dan kuatir akan apa yang sedang terjadi dan langsung bergerak menyerbu panggung pertandingan.Alangkah kagetnya para penonton, yang seharusnya menurut mereka itu Rd Husen lah yang akan jatuh, akan tetapi justeru petinjunya yang jatuh dan tangannya tidak bisa digerakkan lagi karena "patah" pergelangan tangannya. sementara Rd.Husen tidak goyah walau sedikitpun malahan jadi tersenyum.
Akhirnya panitia memberikan hadiah berupa uang sebesar Rp 25,- serta juga baju jas petinju yang terbuat dari wol kepada Rd. Husen.Ketika keesokan harinya Rd husen pulang ke Cianjur, petinju tersebut menyatakan ikut bersama rombongan Rd.Husen.
Peristiwa di perkebunan Ciseureuh. Pada suatu hari, ada seorang tuan tanah yang berasal dari belanda jago bermain tinju. Dia berkata kepada mandor Tatang, siapa di Cianjur ini yang terkenal hebat main silatnya, nanti sekali saja saya pukul pasti dia pingsan. Mandor Tatang berkata : “Tuan, tidak ada yang mau diajak tanding jika tidak ada syaratnya”. Demikianlah karena itu maka Tuan Tanah menjanjikan akan memberikan uang 30 ringgit kalau dia bisa dijatuhkan.
Maka kemudian Mandor Tatang dating menemui Rd.Husen dan menceritakan kesombongan tuan tanah itu.Mandor Tatang itu ialah muridnya Bapak Oha di Cikaret, sedangkan Bpk Oha itu ialah muridnya Rd.Husen.Setelah itu kemudian Rd.Husen menyetujui untuk menerima tantangan tersebut, dan datang menemui tuan tanah itu di perkebunan Ciseureuh bersama Mandor Tatang dan Bapak Oha.Singkat cerita, di rumah tuan tanah itu kursi-kursi sudah disingkirkan serta lampu-lampu sudah dinyalakan.
Kemudian Rd.Husen masuk ke tempat pertandingan, namun baru saja beliau berdiri dan dalam keadaan belum siap, tiba-tiba sudah dipukul dan kena ke kepala Rd. Husen. Namun begitu tuan tanah itu mau memukul lagi, Rd.Husen segera bergerak kesamping menghindar, dan kali ini pukulan tuan tanah tidak kena sasaran. Akibatnya tuan tanah menjadi marah dan mengerahkan segala kekuatan pukulannya dengan tujuan memukul kepalanya Rd.Husen lagi, tetapi dengan cepat ditangkis oleh tangan Rd Husen menggunakan jurus lima sebelah, dan segera dilanjut dengan memukul paha si tuan tanah.
Maka jatuhlah si tuan tanah itu sambil mengerang kesakitan karena tulang pahanya telah patah. Begitu tuan tanah itu mau dipukul lagi oleh Rd.Husen, segera tuan tanah itu merangkul kaki Rd Husen sambil berteriak minta ampun dan mengaku kalah.Akhirnya tuan tanah itu digotong oleh Mandor Tantang didudukkan di kursi, dan selanjutnya tuan tanah itu segera memanggil isterinya dan menyuruh untuk memberikan uang 30 ringgit kepada Rd.Husen. setelah pulang, bpk Oha kebagian uang 5 ringgit dari Rd.Husen.
Seminggu kemudian, tuan tanah itu datang ke rumah Rd.Husen dan menyatakan niatnya untuk belajar, namun tidak diterima, karena Rd Husen takut, tuan tanah itu nantinya akan menjadi sombong dan jahat kalau sudah bisa Pencak Silat.Tidak lama setelah itu, tuan tanah itu dipanggil kembali ke negeri Belanda, dan mandor Tatang dioper ke perkebunan Sukamaju di Cibadak, dan sering berlatih silat bersama-sama saya ( H.Syarif ) di rumah guru saya yaitu Rd.Kartadimadja.
Peristiwa ketika acara khitanan.Pada waktu itu di Cianjur, bila ada khitanan sering dihibur dengan dengan gendang Pentjak. Saat malam minggu di Cipeuyeum, kawannya Rd.Husen yakni H.Ahmad mengadakan khitanan cucunya dan ingin dihibur oleh Rd.Husen dkk.Saat acara itu tiba, maklum yang mengadakan hajatan itu orangnya kaya raya, sangat begitu meriah sekali orang yang datang dari Cianjur,Sukabumi,Bandung, Garut.
Hiburan dimulai dengan acara gendang pencak dan terompet berbunyi keras, dimulailah acara Ibingan Pencak Silat. Setelah selesai kemudian bpk H.Ahmad mempersilahkan Rd Husen dan murid-muridnya untuk ikut menghibur para tamu. Terutama sekali tuan rumah menginginkan agar supaya Rd Husen mengadakan demonstrasi kekuatan silatnya.
Saat Rd.Husen tengah memperagakan Sabandaran, tiba-tiba ada seorang tamu yg tadinya menonton kemudian nekad loncat, sambil membawa golok ke atas panggung dan langsung segera menyabetkan goloknya kea rah Rd.Husen. kemudian secepat itu pula Rd.Husen menghindar dan segera berteriak memerintahkan murid-muridnya untuk menyingkir dari atas panggung.Kini tinggallah Rd.Husen sendiri menghadapi tamu yang membawa golok itu. Dan langsung saja, si tamu itu segera menyambung dengan sabetan goloknya berulang-ulang kea rah perut Rd. Husen.
Sampai-sampai para hadirin/penonton berteriak saking kagetnya takut akan terjadi apa-apa menimpa Rd.Husen.Namun. Tatkala itu segera saja Rd,Husen melawan si tamu itu, dan begitu golok akan mengenai perutnya, lalu ditangkap dan dan di jeblag kan dengan jurus dua Sabandar, dengan akibat orang itu terpental jatuh jungkir balik dan goloknya jadi terlepas.
Oleh Rd.Mansur, segera orang itu dibawa ke rumah dan diberikan air minum. Dan ketika ia sadar, segera dibawa lagi kepada Rd,Husen, dan orang tersebut meminta maaf, sambil memperkenalkan namanya ialah dia itu Rd.Hamim dari Cicendo Bandung. Kemudian Rd.Husen memaafkannya.Akhirnya, Rd.Hamim menyatakan menjadi murid untuk berguru kepada Rd.Husen, sampai terkenal namanya Rd Hamim itu ialah orang yang terkaya di Cicendo, namun akhirnya menjadi murid yang paling setia kepada gurunya yakni Rd Husen. Dan saya ( H.Syarif ) pernah silaturrahmi ke rumah Rd.Hamim di Cicendo Bandung.
Riwayat Abah Haji Moch. Syarif.
Kira-kira umur 15 tahun, Beliau mulai belajar pencak silat Cimande, karena di Cibadak saat itu yang masyhur ialah Cimande. Tempat belajarnya di Kebon Pala Cibadak, yang mengajarnya ialag Guru Iyong. Belajar kurang lebih lima tahun, beliau sudah dapat bermain pepedangan. Dilanjutkan pelajaran Cimande tersebut kepada Abah Kowi dari Tarikolot.Selain itu beliau juga belajar Cimande pada kakek beliau yang bernama Agus dan Haji Malik dari Gadog Sada Mukti Cicurug.Kakek Beliau pernah berkata : " Mencari ilmu itu jangan satu macam, sekarang carilah permainan pencak silat Opat Kalima Pancer ".
Suatu hari, ada kawan beliau bernama Kalsum (acun) yg bekerja sebagai buruh pegadaian, menginformasikan tentang adanya Ibingan Cianjuran yang diajarkan oleh Rd Kartadimadja (wakil kepala pegadaian), sehingga beliau H. Syarif kemudian diterima untuk belajar Ibingan sebagai murid.dan setelah lima bulan dibawah bimbingan para senior, yakni Iwik, Mamat, Sulaeman, dan Mad Nawi, maka beliau H.Syarif menjadi sangat mahir dan paling bagus ibingannya.Sehingga kemudian ada diantara murid Rd.Kartadimadja yg bernama Mamad, bercerita bahwa akan datang dari Cianjur ialah Gan Enceng (Rd Husen).
Nanti kalau sudah latihan gendang pencak janganlah buru-buru pulang, biarkan saja yang lain pulang duluan, karena jam 12 malam akan ada latihan khusus, yakni antara Rd Kartadimadja dan Rd Husen.Pada malamnya setelah setelah latihan gendang pencak selesai, bpk Tatang dari Sukamadju Cibadak datang, dan diperkenalkan. Rd Kartadimadja bertanya, kenapa Syarif belom pulang, kalau mau silahkan menginap di rumah saja.
Betul saja, setelah jam 12 malam, Gan Enceng turun, dan semua menjadi heran, karena mau latihan, mengapa kepalanya dibungkus handuk seperti mau mandi.Sarungnya dikeataskan sampai lutut, kemudian berdiri dan kedua tangannya dikedepankan. Selanjutnya Mama Karta turun dan ini betul-betul seperti mau latihan karena memakai pangsi dan kaos putih.
Setelah keduanya siap, tiba-tiba mama Karta terpental jatuh begitu kerasnya dan bangun lagi akan menyerang Gan Enceng akan tetapi tidak sampai-sampai..padahal waktu itu, mama Karta sering olah raga angkat besi, sehingga badannya berotot dan tinggi besar. Kira-kira setengah jam latihannya bersama Gan Enceng, kemudian murid-murid lainnya ada empat orang disuruh menyerang Gan Enceng, akan tetapi tidak ada satu orangpun yang pukulannya sampai ke badan Gan Enceng, bahkan mereka jatoh semuanya.
beliau Syarif menjadi heran karena baru melihat permainan pencak silat seperti itu, dalam pikirannya menyangka, jangan-jangan hal itu ialah ilmu sihir. Demikianlah pada keesokan harinya, Mamad ditanya, apakah latihan itu betulan atau bukan, dan Mamad malah menyatakan mengapa tidak dicoba saja langsung.Syarif menyatakan tidak berani jika mencoba Mama Karta, tapi berani jika mencobanya kepada Mamad.
Setelah kejadian itu saya ( H.Syarif ) belajar jurus Sabandar kepada Rd.Kartadimadja , dan saya berlatih tiga kali sehari, yaitu jam empat pagi setelah pulang kerja di pasar selepas waktu subuh, jam sembilan siang, dan jam delapan malam. dengan lamanya latihan itu ialah selama kurang lebih dua tahun.Pada waktu latihan di rumah Mama Karta, Mama berkata: " Mad, kamu latihan bersama Syarif". Kemudian kami latihan bersama Mamad, selanjutnya Mamad disered (didorong) oleh saya, tetapi tidak dapat dia menjatuhkan saya lagi. selanjutnya saya berkata : " Mamad, coba sekarang kamu yang menyerang saya"lalu Mamad menyerang saya, dan segera saja saya jatuhkan beberapa kali, dan kurang lebih seperempat jam sampai akhirnya Mamad tidak bisa menyerang lagi dan mengaku kalah kepada saya
di edit sesuai kebutuhan
hasil copy paste dari http://www.kisawung.multiply.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar