Saya bukanlah seseorang yang ahli dalam melakukan berbagai teknik silat, saya saja untuk lulus uji materi tendangan baru bisa mendapat nilai bagus setelah 3 tahun belajar silat, kemudian setelah itu masih perlu banyak pendalaman materi untuk tendangan mengingat keadaan badan saya yang gemuk, kadang sulit melakukan tendangan-tendangan tinggi atau yang banyak melakukan awalan.
Setelah teknik tendangan barulah masuk ke tahap berikutnya yaitu rangkaian radikal yang terdiri dari banyak gerakan, baik gerakan tangan, tubuh maupun kaki. Rangkaian radikal itu membutuhkan banyak aspek, seperti, kecepatan, ketepatan, pemahaman, tenaga dan keluwesan. Terkadang saya sulit mengaplikasikan dan menggambarkan kondisi untuk gerakan yang diajarkan, tapi perlahan dengan terus melatihnya maka mulailah saya mengerti untuk apa dan digunakan dalam keadaan apa gerakan-gerakan tersebut walau belum pernah mengaplikasikannya secara nyata, karena belum pernah berantem beneran.
Setelah tendangan dan rangkaian radikal barulah masuk ke percobaan sparing, bener-benar diuji mental, selain grogi karena menjadi pusat perhatian sekaligus grogi menghadapi lawan yang sebenarnya adalah kawan latihan sendiri. Dalam latihan tahap ini benar-benar sungguh pikiran kita dikuras mengenai mau apa dan harus bagaimana menghadapi lawan ini. Disanalah saya sadar bahwa TEORI DAN PRAKTEK ITU BISA BERBEDA.
Saya akhirnya sadar jika belajar pencak silat itu bukan hanya belajar gerakan tapi juga belajar pemahaman yang mendalam dan perlu membuka mata lebih lebar lagi. Pemahaman tak hanya didapat dari pelatih saja tapi juga bisa didapat dari sumber-sumber lain seperti praktisi beladiri lain maupun dari sumber-sumber tertulis. Untuk bisa mendapatkan pemahaman yang mendalam haruslah menanamkan sifat kehati-hatian karena apa yang dikatakan atau didengarkan belum sepenuhnya benar, dapat diplikasikan dan sesuai dengan apa yang kita pelajari. Selain kehati-hatian haruslah juga ditanamkan sifat lapang dada, jangan mudah menyangkal atau menghina pendapat orang lain, teliti dulu apa iya seperti yang mereka katakan atau mereka tulis.
Teknik dasar? Saya baru belajar teknik dasar gerak tangan sekitar 3 tahun lalu. Awalnya agak canggung belajar teknik dasar lagi setelah belajar rangkaian radikal dan jurus lainnya, tapi saya disadarkan betul bahwa teknik dasar itu penting, selain untuk menunjang gerakan yang diajarkan sebelumnya (gerakan lanjutan berupa rangkaian radikal), teknik dasar juga berguna menghindari tubuh kita dari cidera.
Jujur saja saya belajar lebih banyak mengenai tindakan dan sikap dari silat dibandingkan dari sekolah. Saya bukanlah anak yang gampang bergaul, bahkan sedikit judes dan sombong, kadang gak percaya diri dalam melakukan sesuatu, tidak hati-hati dan mau menang sendiri. Dari Silatlah saya belajar bergaul, belajar ramah, belajar hati-hati agar tak kena masalah dan belajar berlapang dada.
Setelah teknik tendangan barulah masuk ke tahap berikutnya yaitu rangkaian radikal yang terdiri dari banyak gerakan, baik gerakan tangan, tubuh maupun kaki. Rangkaian radikal itu membutuhkan banyak aspek, seperti, kecepatan, ketepatan, pemahaman, tenaga dan keluwesan. Terkadang saya sulit mengaplikasikan dan menggambarkan kondisi untuk gerakan yang diajarkan, tapi perlahan dengan terus melatihnya maka mulailah saya mengerti untuk apa dan digunakan dalam keadaan apa gerakan-gerakan tersebut walau belum pernah mengaplikasikannya secara nyata, karena belum pernah berantem beneran.
Setelah tendangan dan rangkaian radikal barulah masuk ke percobaan sparing, bener-benar diuji mental, selain grogi karena menjadi pusat perhatian sekaligus grogi menghadapi lawan yang sebenarnya adalah kawan latihan sendiri. Dalam latihan tahap ini benar-benar sungguh pikiran kita dikuras mengenai mau apa dan harus bagaimana menghadapi lawan ini. Disanalah saya sadar bahwa TEORI DAN PRAKTEK ITU BISA BERBEDA.
Saya akhirnya sadar jika belajar pencak silat itu bukan hanya belajar gerakan tapi juga belajar pemahaman yang mendalam dan perlu membuka mata lebih lebar lagi. Pemahaman tak hanya didapat dari pelatih saja tapi juga bisa didapat dari sumber-sumber lain seperti praktisi beladiri lain maupun dari sumber-sumber tertulis. Untuk bisa mendapatkan pemahaman yang mendalam haruslah menanamkan sifat kehati-hatian karena apa yang dikatakan atau didengarkan belum sepenuhnya benar, dapat diplikasikan dan sesuai dengan apa yang kita pelajari. Selain kehati-hatian haruslah juga ditanamkan sifat lapang dada, jangan mudah menyangkal atau menghina pendapat orang lain, teliti dulu apa iya seperti yang mereka katakan atau mereka tulis.
Teknik dasar? Saya baru belajar teknik dasar gerak tangan sekitar 3 tahun lalu. Awalnya agak canggung belajar teknik dasar lagi setelah belajar rangkaian radikal dan jurus lainnya, tapi saya disadarkan betul bahwa teknik dasar itu penting, selain untuk menunjang gerakan yang diajarkan sebelumnya (gerakan lanjutan berupa rangkaian radikal), teknik dasar juga berguna menghindari tubuh kita dari cidera.
Jujur saja saya belajar lebih banyak mengenai tindakan dan sikap dari silat dibandingkan dari sekolah. Saya bukanlah anak yang gampang bergaul, bahkan sedikit judes dan sombong, kadang gak percaya diri dalam melakukan sesuatu, tidak hati-hati dan mau menang sendiri. Dari Silatlah saya belajar bergaul, belajar ramah, belajar hati-hati agar tak kena masalah dan belajar berlapang dada.