Rabu, 07 Januari 2009

PERJALANAN MENCARI SILSILAH PERGURUAN

Perjalanan PSTD SYAHBANDAR dalam membangun citra baik silat dimata masyarakat serta membina dan melatih para remaja dalam kemampuan beladiri telah berjalan sejak tahun 1996 dan terus hingga kini tahun 2009, sudah cukup lama dan sudah banyak juga remaja yang menjadi anggotanya.


Perjalanan yang lama itu ternyata meninggalkan sebuah permasalahan, permasalahan yang tak mudah diselasaikan dalam 1 bulan apalagi dalam 1 hari. Permasalahan itu adalah silsillah perguruan PSTD SYAHBANDAR. Permasalahan lama ini sebenarnya sudah sangat disadari oleh para anggotanya namun baru sekaranglah kesannya mendapat titik permulaan untuk mengungkapnya. Permasalahan ini muncul sejak perguruan ini berdiri namun semakin mencuat ketika para guru besar perguruan Syahbandar ini telah meninggal dunia.


Kami semakin yakin untuk menelusuri silsillah syahbandar walau tidak akan mudah diselesaikan dan tidak dalam waktu cepat dapat diselesaikan.


Kami mulai mencari referensi-referensi baik itu dari buku maupun dari forum-forum diskusi di dunia maya. Dari referensi-referensi itu belum tentulah dianggap sebagai kebenaran maka kami terus mencari narasumber yang pasti. Sampai suatu saat, ketika salah satu dewan Pelatih kita yaitu kak Adjie mengantarkan temannya ke Cianjur, disanalah ia mengetahui keberadaan sebuah desa yang bernama Desa Sahbandar. Lalu dari sana jugalah akhirnya ia mendapatkan sebuah nama yang mungkin bisa menjelaskan tentang SYAHBANDAR baik itu sebagai sebuah perguruan maupun sebagai aliran silat.


Pada hari minggu tanggal 4 januari 2009, beberapa anggota PSTD SYAHBANDAR TANGERANG yang terdiri dari Dewan Pembina, Dewan pelatih serta anggota yang lainnya pergi menuju ke Cianjur, tepatnya ke desa Sahbandar. Selama perjalanan mungkin terbesit pertanyaan-pertanyaan yang akan hanya bisa dijawab ketika kami tiba disana. Seperti apakah desa Sahbandar itu? Seperti apakan wajah orang yang akan kami temui?


Setelah menyempatkan diri untuk makan siang dan beristirahat sejenak, kami melanjutkan perjalanan yang tak seberapa jauh lagi. Udara cukup panas siang itu, memang sudah lebih dari pukul 12 siang, kami menanti dijemput oleh orang yang akan kami temui karena kami sedikit tersesat.


Setelah kami sampai ditempat yang dituju kami langsung disambut dengan jabatan tangan dan pelukkan hangat tanda selamat datang dan persahabatan dari bapak Rahmat S.. Ya beliaulah orang yang akan kami temui. Dari penampilannya ketika menemui kami dengan kaos hitam bergambarkan orang bersilat dan celana pangsi serta penutup kepala sungguh menggambarkan bahwa dirinya seorang yang sangat mendalami silat.
Kami berjamu di rumah pak Rahmat dengan hidangan sederhana tapi cukup menggiurkan. Kamipun disambut oleh sanak familinya. Setelah pak Rahmat mengucapkan selamat datang dan dari pihak kami mengucapkan terima kasih atas sambutannya yang hangat, kami mulai bertanya, langsung ke pokok permasalahan yaitu silsillah sahbandar. sa (satu) - Bandar (bandar) atau pengumpul


Pak Rahmat dengan logat sunda dan berbicara campuran antar bahasa sunda dan bahasa Indonesia berbicara panjang lebar. Ia mengemukakan bahwa pertama kali silat sahbandar diperkenalkan oleh Moh. Kosim yang konon berasal dari Pagaruyung, Sumatra Barat. Beliau datang ke desa Sahbandar pada tahun 1845, karena kecerdasannya dalam meramu gerakan silat maka jadilah silat sahbandar yang akhirnya banyak dilirik oleh pesilat dari berbagai daerah dan dari berbagai aliran silat dan dari kepintarannya itu juga akhirnya beliau dipanggil dengan sebutan Mama Sahbandar (sebutan untuk orang tua yang welas asih, sesuai dengan karakter ilmunya yang lembut) ia juga sering dipanggil Bang Sahbandar.


Awalnya jurus dasar dari silat sahbandar ini hanya ada 5 saja namun semakin lama berkembang menjadi 10, 15, 17, 21, 25, 30 dan seterusnya. Perkembangan jurus sahbandar juga dipengaruhi karena latar belakang sang guru yang mengajarkan karena biasanya sang guru tak hanya punya 1 macam jenis ilmu silat saja. Perkembangan silat sahbandar ini dipengaruhi oleh beberapa jenis aliran silat misalnya silat cikalong, cimande, kari dan madi, maupun aliran silat lainnya. Jurus ini sebenarnya merupakan jurus dasar dari gerakan silat dengan variasi gerakan kaki baik itu dengan seser, langkah maupun gebrakkan.


Beliau juga mengemukakan bahwa silat sahbandar mempunya 3 kaidah yaitu maenpo peupeuhan, ngaji dan. Maenpo Peupeuhan adalah jenis beladiri yang sangat keras dan banyak menggunakan teknik pukulan yang sangat cepat, kuat dan tepat dengan tujuan akhir untuk menyudahi pertarungan dengan kemenangan sedangkan ngaji baginya adalah mendekatkan diri kepada Allah dan menguji diri sendiri.


Ia pun mengatakan bahwa memang semua silat sahbandar itu dari satu sumber tetapi tetap mempunyai perbedaan-perbedaan yang merupakan ciri khas yang membedakan antar silat sahbandar yang satu dengan yang lainnya. Pada silat sahbandar biasanya yang sama adalah jurus 1, 2 dan 3 tapi kemudian agak berbeda pada jurus-jurus selanjutnya.


Disana kamipun diajarkan beberapa teknik sederhana namun juga dapat membahayakan. Ia dan seorang familinya memeragakan kepada Arif dan Kak Herry. Kamipun olehnya dianjurkan untuk lebih mengembangkan silat sahbandar ke arah seni silatnya yang juga dapat diiringi oleh iringan kendang pencak.
Kami pun menyempatkan diri untuk berziarah dimakam para sesepuh sahbandar di desa sahbandar, setelah mengirim doa kamipun menyempatkan diri singgah di tempat tinggal pak Amang yang menjadi kuncen makam orang sahbandar.

Sedikit demi sedikit mulailah terang tentang silat sahbandar. Namun jalan masih panjang dan berliku…
ket : foto 1. nara sumber
foto 2. sedang berziarah di makan salah satu sesepuh sahbandar, lokasi desa sahbandar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar