Rabu, 04 Maret 2009

Liputan Silat Di JENDELA, TPI

"Silat Abah Eme"

Lanjut usia dirasakan sebagian besar masyarakat merupakan beban tersendiri karena seseorang biasanya akan mengalami perubahan fisik dan mental yang melemah seperti pikun, daya tahan tubuh berkurang, bahkan masalah kesehatan yang menurun hingga membuat seseorang berkurang aktifitasnya. Namun semua kekhawatiran tersebut tidak dialami Abah Eme Suganda, warga Haurpanggung, Liuwidaun, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Jawa Barat.

Pria berusia 90 tahun ini tetap bersemangat mengembangkan Pencak Silat Sinar Pusaka Putra, yang telah ia geluti sejak usia 10 tahun. Kakek 6 cucu dan 4 cicit ini tak pernah lelah melatih anak asuhnya yang telah mencapai tiga ribu orang yang tersebar di sembilan kecamatan di Garut. Kini di usianya yang senja Abah Emen tetap sibuk melatih silat pada pelajar di berbagai sekolah mulai tingkat SD sampai SMA di Garut yang diharapkannya bukanlah bayaran dari sekolah-sekolah tersebut tapi ia berharap bahwa masyarakat kembali mencintai silat.

Di tangan guru besar inilah, Silat Sinar Pusaka Putra tetap eksis, dan dijadikan pelajaran olahraga di sekolah-sekolah. Tak pelak Pencak Silat Garut ini akhirnya meraih banyak prestasi mulai tingkat lokal, sampai internasional.

Silat abah eme ini beraliran sahbandar dan dalam pelatihannya tetap memegang teguh budaya silat seperti pada saat berlatih di iringi oleh gendang pencak, lihat saja foto diatas anak-anak kecil dipimpin abah Eme memeragakan gerakan silat diiringi gendang pencak.

http://www.tpi.tv/

Sahbandar di "Kota Tua"

Keberadaan kota tua seperti di kawasan Jakarta Barat bisa menjadi salah satu alternatif wisata keluarga. Di kawasan ini dapat dijumpai banyak peninggalan sejarah. Selain sebagai arena melepas penat setelah sibuk bekerja, kita juga dapat mengenalkan sejarah perjalanan bangsa kepada putra-putri kita.

Tak dipungkiri kawasan kota tua ini merupakan kawasan penting bersejarah bagi kota Batavia, Jakarta tempo dulu. Bangunan tua beraliran neo-klasik zaman kolonial Belanda pada abad 18 menjadi daya tarik wisatawan. Pengunjung juga dapat menikmati suasana romantisme taman Fatahilah dan sekitarnya. Selain keberadaan gedung tua dan museum di lokasi kota tua juga berkembang komunitas seniman jalanan diantaranya pengamen, pelukis, dan seni bela diri.
Beladiri yang diangkat adalah perguruan cakra buana yang beraliran sahbandar. Dalam perguruan itu untuk pelatihannya dibagi menjadi 2 tahap, untuk tahap awal yang biasanya diikuti oleh anak-anak kecil dan remaja akan diajarkan tentang seni pencak silat sedangkan untuk tingkat selanjutnya untuk orang dewasa maka diarkan juga teknik tenaga dalam seperti di PSTD SYAHBANDAR. Dalam acara tersebut pula di contohkan adegan saat melakukan serangan dengan emosi. http://www.tpi.tv/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar